Sejarah Pucangrejo

Sejarah

Desa Pucangrejo   merupakan 1 dari 16 desa di kecamatan Gemuh, kabupaten Kendal. Desa ini mempunyai luas tanah ± 319,280 ha, bersertifikat 1684 Ha dan berada pada ketinggian 1200 m dari permukaan laut. Secara administrasi, desa Pucangrejo terbagi atas 6 RW, 20 RT dengan jumlah penduduk 4925 jiwa.letak  Desa Pucangrejo sangat strategis karena berada di jalur raya utama atau Pantura antara jakarta semarang tepat nya km 13 dari kabupaten kendal yg menuju ke arah jakarta.sebagian besar penduduknya bermata pencaharian petani dan hasil pertaniannya adalah Tembakau,jagung,padi,kacang hijau dan  sebagian kecil kacang tanah. Adapun data-data selengkapnya akan disajikan sebagai berikut :

Sejarah Desa

Desa Pucangrejo menurut sejarah desa sebenarnya adalah penggabungan dua desa yaitu Desa Rancang kencana  yg meliputi wilayah dukuh rancang Tegal yg sekarang dinamakan dukuh selotugu & dukuh rancang .kemudian desa yang kedua adalah Desa nampuroto yg wilayahnya adalah dukuh bugel dan dukuh nampuroto.Desa Rancang & Desa Nampuroto dulunya termasuk dalam wilayah onder distrik atau sekarang dikenal dengan istilah kecamatan truko(Sekarang desa Truko masuk Kecamatan Kangkung ).

Pada tahun 1923 ( zaman penjajahan Belanda ) diadakan penataan wilyah oleh penjajah belanda kemudian Desa Rancang & Desa Nampuroto digabung menjadi satu wilayah yaitu dinamakan Desa “PUCANGREJO” dimasukan dalam wilayah kecamatan Gemuh serta Kepala desa yang pertama adalah “SASTROREJO”.

Pada saat sebelum penggabungan desa menurut sejarahnya Desa Rancang kencana Kepala Desanya adalah Kusnowidjoyo dan Desa nampuroto kepala Desanya adalah Nolorejo.menurut cerita para pinisepuh  terdapat suatu kisah terjadinya suatu wilayah yg ada di pucangrejo,adapun ceritanya sbb

Dusun Rancang kencana pada zaman dahulu termasuk daerah gawat ( istilah jawa : jalmomoro jalmo mati yang artinya setiap orang yg datang ke wilayah itu maka orang tsb akan mati) karena daerah tersebut sebagai daerah lelembut.kemudian pada saat itu datanglah 3 orang tidak dikenal asal usulnya bernama kek Rijem,Kek Dikem dan Kek ranteo.dimana kek Rijem & kek Dikem ahli dalam bidang Pertanian sedangkan kek Ranteo sebagai empu pembuat pusaka.

Ditempat bubak alas yg baru,ketiga kakek tsb disamping membuka lahan pertanian juga bermaksud mengusir para lelembut yang menghuni didaerah tersebut. tiap malam hari kek dikem sewaktu menunggu ladang yg akan dibubak  sering mendengar orang memanggil namanya,namun kek dikem tidak menanggapinya sehingga orang yang memanggilnya bicara sendiri ( dalam bahasa Jawa glendengan),kemudian wilayah tsb  dinamakan blok seglendeng,yg sekarang merupakan areal persawahan yg  subur.

Selanjutnya dengan seringnya hantu lelembut datang mengganggu maka  kek Dikem mengajak adu kesaktian dengan hantu lelembut tsb melalui pertarungan yang sengit,akhirnya hantu lelembut tsb dapat dikalahkan.dengan dikalahkan hantu lelembut,pimpinan dari kerajaan lelembut datang menemui kek Dikem untuk adu kesaktian dan kekuatan namun pertarungan itu tidak ada yg menang ataupun kalah.sehingga pada hari berikutnya kedua kakek ( Kek Rijem & Kek Ranteo) membantu kek dikem.selanjutnya ketiga kakek tsb menemui pimpinan lelembut untuk diajak adu kesaktian lagi,namun pimpinan lelembut tidak berani melawan ketiga kakek tersebut serta pergi dari wilayah tersebut membawa hantu lelembut yg dikalahkan oleh kek Dikem.

Setelah kejadian  itu kek Ranteo yang ahli Empu ( membuat Pusaka ) merencanakan akan membuat golek kencana yang merupakan lambang kesaktian dan kemakmuran diwilayah bubak an  alas  cikal bakal bakal desa rancang namun akhirnya tidak berhasil karena beliau meninggal dunia terlebih dulu.maka Wilayah itu dinamakan Rancang Kencana yang berarti merencanakan segala sesuatu yang penuh keindahan dan kemakmuran.

Cerita Dusun nampuroto Menurut Pinisepuh adalah konon pada saat itu ada pangeran yg akan menyerang dusun kemangi   yaitu Pangeran sentot Prawiridirjo dan  pangeran sampang.

Pangeran sampang & pangeran Prawiridirjo berasal dari Tuban jawa Timur Tujuannya menyerang  dusun kemangi yg dihuni oleh lelembut dan bertujuan   mengislamkan penduduk yang tinggal disekitar sana .pada waktu itu pangeran sampang menaiki kuda dengan membawa harimau dan sampai suatu wilayah terjatuh .Menurut cerita pula dulu ditempat jatuhnya pangeran sampang dijadikan petilasan oleh pangeran sampang & Pangeran Prawiridirjo . dipetilasan tsb konon pada waktu dulu setiap malam jum’at kliwon sering terlihat seekor harimau yg merupakan peliharaan pangeran sampang kemudian akibat jatuh dari kuda tersebut pangeran Sampang akhirnya pulang ke Tuban.

Setelah Pangeran sampang Kembali ke Tuban, perjuangannya diteruskan oleh pangeran Sentot Prawiridirjo,sambil istirahat untuk mengatur penyerangan  di wilayah istirahat tsb juga membuka hutan,yang mana hutan tsb pernah di bubak  juga  oleh mbah doyok yg asal usulnya tidak diketahui,tetapi tdk selesai dalam bubak alas ( hutan ).

Karena bubakan hutan tsb satu dengan yang lainnya terpisah-pisah maka daerah tersebut dinamakan bugengan karena bentuknya bogel.oleh karena itu sampai saat ini daerah tersebut dinamakan Bugel ( dusun Bugel ).

Sedangkan arti Desa  Pucangrejo adalah Pucang merupakan nama jenis tanaman pertanian yg tumbuh subur  sedangkan Rejo artinya makmur.maka bisa dimaknai Desa Pucangrejo adalah Desa yang wilayahnya terdapat tanaman & tanah yg  subur yg  dapat membawa kemakmuran warga desanya.

Berikut adalah nama-nama Kepala desa sejak 1923 – Sekarang

NO

TAHUN MENJABAT

NAMA KEPALA DESA

KETERANGAN

1

1923 - 1945

SASTROREJO

 

2

1945 - 1947

MUCHAMMAD GHOZALI

 

3

1947 - 1988

H.A DJONAEDY

 

4

1988 - 1998

SUGIRI

 

5

1998 - 1998

MASYHUDI

 

6

1998 - 2002

H.SLAMET A.S

 

7

2002 - 2003

KAMSANI

YMT

8

2003 - 2008

NURSYAHID JUNAEDI

 

9

2008 - 2013

TULKHAH

PLT

10

2013 - 2014

SHODIQ

PJ

11

2014 - 2015

ABDUL CHOLIQ

PJ

12

2015 - 2016

WAHYUDI S.Sos

 

13

2016 - sekarang

AGUS RIYANTO